Akhlak Terpuji Sebagai Bekal Hidup
Oleh : Mahmudin at-Tapusy
(Mahasiswa tingkat akhir al-Ahgaff university Tarim Hadramaut Yaman)
Teladan Rasul Untuk Para Dai
a. Diriwayatkan dalam sebuah hadist, pada suatu hari Anas ra berjalan bersama rasululullah saw, ditengah jalan mereka bertemu dengan seorang badui (orang pedalaman yang tidak tahu etika). Badui tersebut langsung menarik selendang yang tergantung di leher rasulullah saw, sambil mengatakan hai muhammad berikanlah pada saya apa yang kamu miliki, sayyidina anas berkata'' saya lihat leher rasulullah saw nampak kelihatan bekas tarikan yang kuat oleh badui tersebut. Kemudian rasulullah saw hanya mengatakan "sambil tersenyum rasulullah saw berkata'' berikanlah apa yang di mintanya''.
Oleh : Mahmudin at-Tapusy
(Mahasiswa tingkat akhir al-Ahgaff university Tarim Hadramaut Yaman)
Teladan Rasul Untuk Para Dai
a. Diriwayatkan dalam sebuah hadist, pada suatu hari Anas ra berjalan bersama rasululullah saw, ditengah jalan mereka bertemu dengan seorang badui (orang pedalaman yang tidak tahu etika). Badui tersebut langsung menarik selendang yang tergantung di leher rasulullah saw, sambil mengatakan hai muhammad berikanlah pada saya apa yang kamu miliki, sayyidina anas berkata'' saya lihat leher rasulullah saw nampak kelihatan bekas tarikan yang kuat oleh badui tersebut. Kemudian rasulullah saw hanya mengatakan "sambil tersenyum rasulullah saw berkata'' berikanlah apa yang di mintanya''.
Dakwah rasulullah saw kepada masyarakat kota Thaif
Tepatnya pada tahun kesepuluh kenabian, ketika abu thalib ( ) meninggal dunia, orang kafir semakin bertambah kesempatan untuk mencegah perkembangan dakwah islam, dan menyakiti kaum muslimin.
Atas hal ini rasulullah saw rasulullah saw pergi ke kota thaif untuk mengajak kaum dari kabilah tsaqif (jumlah mereka sangat banyak) dengan harapan kalau mereka memeluk agama islam, kaum muslimin akan terhindar dari gangguan orang-orang kafir dan menjadikan kota tersebut sebagai pusat penyebaran agama islam. Ketika rasulullah sampai di kota Th'aif beliau langsung berbicara dengan tiga orang pimpinan kabilah, mengajak mereka untuk memeluk agama islam serta agar mereka ikut membantu penyebaran agama islam. Tapi sungguh sangat disayangkan bahwa ajakan rasulullah saw mereka balas dengan cacian dan makian, bahkan di antara mereka ada yang mengatakan, ''oh kamukah yang dipilih oleh Allah swt swt untuk menajadi nabi-Nya?, ''yang lain berkata lagi'' apakah tidak ada orang yang lebih pantas dipilih oleh Allah swt untuk menajadi nabi selain dari kamu? Yang ketig berkata ''saya tidak mau berbicara dengan kamu, karena jika memang kamu benar-benar nabi seperti yang kamu akui, dan kemudian aku menolakmu, tentu akan menadatngkan bencana. Dan jika kamu berbohong. Maka tiada gunanya berbicara dengan mu. Setelah rasulullah saw bertemu dengan tiga orang tersebut rasulullah saw mencoba mengajak selain mereka, ternyata tidak satupun yang mau menerimanya. Bahkan meraka menacaci dan membentak nabi ''keluarlah kamu dari kampung kami kemana pun kamu suka . ketika nabi saw tidak dapat mengaharapkan meraka dan bersiap-siap untuk meningglakan mereka, mereka telah menyuruh para pemuda dan anak-anak untuk melempari rasulullah saw dengan batu, sehingga sandal beliau penuh dengan darahdengan keadaan seperti inilah rasulullah saw meninggalakan kota thaif. Ketika pulang rasulullah saw menjumapi sebuah tempat yang dianggap aman dari ganguan masyarakat Thaif. Rasulullah saw berdoa kepada Allah swt swt
''Ya Allah swt aku mengadukan kepadamu lemahnya kekauatanku, dan sedikitnya daya upayaku pada pandangan manusia.wahai yang maha pengasih, engkaulah tuhan orang-orang yang mersa lemah, dan engkaulah tuhanku, kepada siapakah engkau serahkan diriku. kepada musuh yang akan menguasaiku atau kepada keluargaku yang engkau berikan segala urusanku, tiada suatu keberatan asal tetap dalam rhida -Mu. Afiatmu lebih berharga bagiku. Aku berlindung kepada-Mu dengan nur wajah-Mu, yang menyinari segala kegelapan, dan yang memperbaiki urusan dunia dan akherat, dari turunnya murka-Mu atasku atau turunya azab-mu atasku. Kepada engkaulah kuadukan, hingga engaku rhida. Tiada daya dan upaya melainkan dengan-Mu.''
Demikian sedih doa nabi saw, sehingga datanglah Jibril menemui rasulullah saw setelah memberi salam kepada rasulullah saw dan berkata ''Allah swt telah mendengar perbincanganmu dengan kaummu dan Allah swt pun mendengar jawaban mereka, dan Allah swt telah mengutus kepada-Mu malaikat penjaga gunung agar siap melakukan apa yang kamu perintahkan, malaikat itupun datang dan memberi salam kepada rasulullah saw seraya berkata ''Apapun yang engkau perintahkan, akan kulaksanakan, kalau kamu mau, saya akan benturkan kedua gunung disamping kota ini, sehingga siapapun yang tinggal di antara keduanya akam mati terhimpit. Jika tidak apapun hukuman yang engkau perintahkan, saya siap melaksanakannya, tapi rasulullah saw hanya menjawabnya ''Saya hanya berharap kepada Allah swt swt, andaikan pada saat ini, mereka tidak menerima islam, mudah-mudahan kelak mereka akan menajdi orang-orang yang beribadah kepada Allah swt
Diriwayatkan dalam hadist, ketika rasulullah saw banyak mendapat gangguan dari para kafir Qurais beliau hanya berdo'a ''Ya Allah swt ampunilah kaumku, karena mereka belum mengetahuinya.
Pura-pura tuli
Diceritakan oleh syekh Ali Daqqaq rahimahullah ta'ala ''Ada wanita yang datang kepada Hatim, untuk suatau masalah yang harus diselasaikan. Tiba-tiba muncul suara semacam kentut . ketika itu, roman mukanya tampak berubah, karena malu. Hatim lantas berkata, ''Tolong keraskan suaramu! Hatim menampakan seakan-akan dirinya tuli. Melihat ketulian Hatim, wanita itu menjadi amat gembira. Lantas wanita itu mengatakan, ''Sungguh Hatim itu tidak dapat mendengarkan suara. ''sejak saat itu ia dikenala dengan sebutan al-asham (si tuli)
*HATIM al-Asham* adalah seorang tokoh sufi di Khurasan. nama beliau adalah Abu Abdurrahman Hatim Bin Alwan (wafat 237/851) beliau murid dari Syaqiq dan merupakan guru dari Ahmad bin khadarawaih. Dikisahkan, bahwasanya ia bukanlah orang yang tuli (asham)
Di antara ucapan beliau ''Siapa yang memasuki mazhab kami (Tasauf), hendaknya empat perkara kematian ini ada dalam dirinya
1. Mati putih, yaitu berlapar-lapar
2. Mati hitam, menanggung beban penderitaan orang lain
3. Mati merah, yaitu beramal secara ikhlas dalam menentang hawa nafsu dan
4. Mati hijau, yaitu membuang ketololan satu demi satu.
HIKMAH DARI LUKMAN AL-HAKIM
''Sayyidina Lukman al-Hakim pernah ditanya'' Dari manakah anda belajar tentang sopan santun? Beliau menjawab ''saya belajar sopan santun dari orang yang kurang etika (orang yang tak tau sopan santun), beliau menjelaskan ''Ketika aku melihat orang yang jelek pribadinya, maka aku tingalkan perbuatan tercela itu selamanya,
''Hendaklah kamu berbicara yang baik (tidak menyakiti orang lain), dan hendaknya muka kamu terus ceria (jangan cemberut) maka kamu akan menjadi orang yang di sayang orang lain.
Sayyidina Umar bin al-Khattab mengatakan "Bergaullah dengan orang lain dengan akhlak terpuji
Sayyidina Hasan mengatakan "Orang yang bersikap jelek dia seakan menyakiti dirinya sendiri.
HIKMAH IBNU ATHAI'LLAH AS-SAKANDARY
*Akhlak mulia, merupakan jalan menuju kesuksesan*
*orang yang tak punya sopan santun, seakan-akan dia tak beragama*
*Akhlak mulia merupakan sebaik-baiknya teman.
*Cukuplah peribadi mulia,sebagai nikmat*
*Senyum sangat ringan bebannya dari pada beban listrik, sekalipun ringan senyum punya pengaruh besar*
*Dengan senyum kamu dapat meneyentuh hati orang lain*
*Orang yang jelek perangainya, sedikit juga temannya*
*Kelembutan merupakan kunci setiap pintu*
*Perhiasan diri seorang muslim adalah sipat tawadhu' (rendah hati)*
*Sebaik-baik akhlak adalah memafkan orang lain, ketika kita mampu membalasnya*
*Ciri orang yang jahat adalah tidak mau menerima maaf dari orang lain*
*Orang yang paling berakal adalah orang yang menerima maaf orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar